Jika aku jadi guru
menjadi seorang guru adalah pekerjaan yang sangat mulia. guru adalah orang tua kedua selain ibu dan bapa . sebab itulah aku ingin jadi guru .
jika aku menjadi guru aku akan mengajar dgn iklhas dan aku ingin mengajarkan apa yg telah diajarkan , karena guru itu mulia. Tak terbayang jika aku berdiri di depan ruang sekolah atau ruang belajar di hadapan berpuluh puluh siswa yang ingin mendapatkan ilmu, aku sangat bahagia karena aku dibutuhkan oleh banyak orang. Selanjutnya, dengan penuh semangat dan rasa syukur, saya menjalankan amanah negara sebagai guru.
Kita dulu juga pernah menjadi seorang siswa. Kita sering temui cara mengajar seorang guru yang sekedar duduk di depan kelas, penyampaian materi secara textbook, padahal anak didik lebih menyukai belajar dari fakta-fakta eksperimen sederhana. Bahkan guru merupakan sosok yang menakutkan hingga kita tidak berani mengajukan pertanyaan seputar hal yang tidak kita ketahui. Kadang kala guru mempersulit materi agar dirinya terlihat paling hebat di kelas yang seharusnya membuat semua hal menjadi mudah dimengerti siswa. Sesungguhnya semua itu menjadi tanda kurangnya dinamisme sebagai seorang pendidik. Bisa jadi ini hanya sebuah simbolis dan tidak mewakili sosok guru seutuhnya secara keseluruhan. Jika demikian adanya, seakan jauh rasanya seorang guru dapat menciptakan pembelajaran yang produktif dan profesional. Padalah guru juga memiliki tanggung jawab dalam memodifikasi proses integrasi dan optimalisasi sistem pendidikan di sekolah. Harapannya, dapat memberikan peran yang sangat signifikan bagi proses pembentukan kepribadian siswa yang kokoh yakni intelektual, moral dan spiritual.
Sosok guru merupakan hal paling utama bagi keberhasilan suatu sistem pendidikan. Di tengah kemajuan zaman dan tantangan yang semakin pesat, idealnya guru harus terus belajar, kreatif mengembangkan diri dan terus menyesuaikan pengetahuan dan cara mengajarnya dengan penemuan-penemuan kontemporer. Namun, realitas yang ada pada umumnya guru sulit untuk selalu semangat mengembangan kepribadiannya. Bahkan sekedar untuk mengikuti berbagai macam kursus, seminar, pelatihan dan kegiatan semacamnya.
Menjadi guru yang ideal tidak akan terwujud begitu saja dalam waktu yang singkat. Akan tetapi guru terlanjur mengemban peran istimewa dalam masyarakat sebagai pelaku perubahan. Guru bukan sekedar pelaku perubahan yang menggerakkan roda transformasi sosial dalam masyarakat. Lebih dari itu, guru memiliki peranan utama sebagai pendidik karakter suatu masyarakat. Bukan sekedar mengubah hidup siswa, namun juga memperkuat kepribadian siswa yang memiliki nilai-nilai sebagaimana yang diharapkan dalam masyarakat.
Seorang guru harus berani berbicara di depan kelas. Sebagai pusat perhatian, hendaknya guru harus berpenampilan rapi. Karena guru juga sebagai contoh dari siswanya. Mengawali dengan senyuman dan menyapa semua yang ada di dalam kelas. Sebelum menyampaikan materi, guru memberitahu tujuan dalam mempelajari materi tersebut. Setelah memberi tujuan, mulailah menggali konsep awal siswa dari pengalaman sehari-hari yang dialami guru maupun siswa. Jika siswa mulai mencoba menjawab, hendaknya guru menghargai usaha tersebut. Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan. Guru dapat merayakannya dengan bertepuk tangan ataupun berkata bagus, baik, good dan lain-lain.
Guru wajib memberi keteladanan sehingga layak menjadi panutan bagi peserta didik. Kalau dulu guru kita sering terlambat masuk, maka kita nantinya harus disiplin waktu. Ada juga kita temui seorang kepala sekolah mengeluarkan baju dinasnya saat upacara bendera, maka rapikanlah penampilan kita nanti. Karena kita adalah perubah kebiasaan-kebiasaan yang buruk. Guru senantiasa berbicara jujur dan terbuka, menjadi pendengar yang baik serta selalu gembira (tersenyum). Namun kenyataan tidak semua siswa berperilaku baik, ada juga siswa bandel. Guru tidak perlu bertindak kasar cukup bertindak tegas dan tuntas. Artinya konsekuensi yang diberikan kepada siswa harus benar-benar diminta tanggungjawabnya meskipun hal tersebut hanya bersifat kecil seperti membuang sampah.
Guru harus membuat suasana belajar yang menyenangkan penuh degnan kegembiraan. Kegembiraan disini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari) dan nilai yang membahagiakan pada diri peserta didik. Lingkungan belajar yang aman, nyaman dan bisa membawa kegembiraan yaitu seperti pengaturan meja dan kursi diubah dengan berbagai bentuk seperti bentuk U atau lingkaran. Beri tanaman, hiasan lain di luar maupun di dalam kelas. Pengecatan warna ruangan, meja, dan kursi yang yang menjadi keinginan dan kebanggaan kelas. Ruangan kelas dihiasi dengan poster yang isinya slogan atau kata mutiara pemacu semangat. Ciptakan suasana aman kita siswa belajar di dalam ruang laboratorium. Hindarkan dari bahan-bahan toksik. Dan berikan penjelasan keselamatan kerja di laboratorium.
Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa. Karena hal ini akan terlibat dan berpengaruh yang kuat pada proses belajarnya. Suasana hati siswa dibuat sedemikian rupa agar tidak merasa bosan dan jenuh. Seperti melakukan tour, mengadakan game seputar materi yang diajarkan, atau memutar musik instrumental saat jeda pembelajaran.
Selain itu, guru juga senantiasa mempunyai antusias yang tinggi, menampilkan semangat untuk hidup, tidak tampil dengan perawakan yang loyo. Guru mempunyai wibawa yang dapat menggerakkan peserta didiknya sesuai keinginan dengan tujuan yang positif. Yang tidak kalah penting bahwa guru harus supel mudah menjalin hubungan dengan beragam peserta didik. Agar suasana tidak tegang, guru juga harus berbekal sedikit sifat humoris. Artinya berhati lapang untuk menerima kesalahan yang disengaja maupun tidak.